Sosialisasi Energi Terbarukan dari Limbah Ternak

Pada beberapa tahun belakangan ini, krisis energi dan lingkungan menjadi isu yang cukup krusial. Hal ini dikarenakan isu tersebut mempunyai dampak secara global dan menyangkut keberlangsungan kehidupan di bumi. Sebagai contoh, adanya fenomena efek rumah kaca menyebabkan pemanasan global semakin parah dan menyebabkan dampak buruk di berbagai sektor kehidupan termasuk munculnya krisis energi dan lingkungan. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri apabila banyak pihak yang mulai mengupayakan penggunaan energi terbarukan sebagai solusi dari permasalahan tersebut termasuk pemerintah dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup. 

Energi terbarukan merupakan alternatif yang tepat untuk mengatasi krisis energi karena sifatnya yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Contohnya seperti cahaya matahari, air, angin dan biomassa seperti dari limbah ternak. Ya, limbah ternak bisa menjadi sesuatu yang bernilai lebih apabila diolah dengan tepat. Terkait hal tersebut, kami menginisiasikan sebuah program sosialisasi pemanfaatan limbah ternak menjadi energi terbarukan yang hendak kami laksanakan di salah satu desa potensial di Baturaden. Banyak peternak sapi di Kecamatan Baturaden yang masih belum memanfaatkan limbah ternaknya menjadi sesuatu yang bermanfaat  dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Contohnya adalah Desa Kemutug Lor sebagai salah satu desa yang memiliki banyak ternak dan potensial untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah ternak tersebut. Di desa tersebut ada beberapa kelompok ternak. Namun kami memutuskan untuk memilih hanya satu kelompok ternak sebagai target sosialisasi kami, yakni kelompok sapi perah Margomulyo. Pemanfaatan limbah ternak tersebut dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi sumber energi alternatif (biogas) untuk memasak dan sumber penerangan. Bahkan limbah dari biogas itu sendiri bisa dimanfaatkan untuk dijadikan briket yang memiliki nilai ekonomi. Adanya usaha untuk mengelola limbah ternak semacam itu juga dapat menjaga kesehatan peternak dan ternak itu sendiri. 

Sebelum melaksanakan sosialisasi, kami melakukan survei pendahuluan ke Desa Kemutug Lor. Survei tersebut dilakukan tidak hanya sekali karena kami juga melakukan observasi langsung ke beberapa peternak sapi perah Margomulyo dan mewawancarai mereka. Kami mewawancarai mereka dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti kondisi ternak dan cara merawatnya, termasuk dengan pemberian pakan karna berpengarh pada produksi limbah. Kami juga bertanya mengenai minat mereka terhadap pemanfaatan limbah ternak menjadi sumber energi seperti biogas. Dari hasil wawancara tersebut, kami mendapatkan informasi bahwa para peternak sebenarnya sudah sejak lama tertarik dengan program yang berhubungan dengan biogas. Namun menurut salah satu peternak yang kami wawancarai yaitu Pak Wardi, para peternak masih terkendala dalam merealisasikan pembuatan biogas dikarenakan dana yang tidak mencukupi dan kesulitan dalam pembuatan proposalnya. Sejauh ini, hanya ketua kelompok ternak Margomulyo yakni Pak Suwarto, yang mampu membuat biogas tersebut. Itu pun membutuhkan dana yang sangat besar.   

Melihat kondisi tersebut, kami akhirnya memutuskan untuk mengadakan sosialisasi biogas dengan menunjukan alat biogas yang sederhana yang cara pembuatannya tidak memerlukan biaya besar. Untuk merealisasikan hal tersebut, kami dibantu oleh paktisi yang sudah berpengalaman pernah membuat biogas versi sederhana—Dr. Djamaluddin Ramlan SKM.M.Kes. Beliau merupakan seorang Dosen Kesehatan Lingkungan POLTEKES Semarang yang sering berinovasi memanfaatkan limbah dan beliau bersedia menjadi pembicara pada sosialisasi kami. 

Setelah mendapatkan kesepakatan bersama para peternak dan pembicara, sosialisasi diadakan pada Rabu, 11 Mei 2022 dari pukul 20.00 – 23.00 di rumah salah satu peternak Margomulyo yakni Pak Heri. Sosialisasi dilaksanakan secara hybrid melalui Google Meet sebagai platform daringnya dan dihadiri 20 orang peternak. Di awal sosialisasi kami menyampaikan materi pengantar mengenai krisis iklim, energi terbarukan dan sedikit mengenalkan EnterNusantara pada para peternak. Kami memberikan materi pengantar dengan tujuan memberikan gambaran dan penjelasan mengenai keterkaitan anatara krisis iklim, energi terbarukan dan limbah ternak sebagai salah satu contoh energi terbarukan biomassa. Sosialisasi tersebut berlangsung cukup intens karena para peternak terlihat sangat aktif berdiskusi dengan pembicara dan mereka menunjukan minatnya dalam pembuatan biogas versi sederhana. Mereka juga menginisiasikan praktek pembuatan biogas di lain waktu bersama Bapak Djamal. Sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dusun Kemutug Lor yakni Bapak Darsito yang sangat mendukung sosialisasi yang kami lakukan.

Dengan demikian, kami berharap dengan dilaksanakannya sosialisasi tentang energi terbarukan dari limbah ternak, perspektif internasional yang kompleks seperti krisis iklim dan energi terbarukan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat level lokal (pedesaan). Kami hendak memberitahu bahwa energi terbarukan itu tersedia melimpah di sekitar kita dalam bentuk apa saja, sekalipun itu berupa limbah dan kita bisa memanfaatkannya. Dilaksanakannya sosialisasi ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan hidup sekaligus memberdayakan para peternak Desa Kemutug Lor. Hingga pada akhirnya masyarakat Desa Kemutug Lor dapat menjadi masyarakat yang mandiri dan inovatif dalam pemanfaatan energi terbarukan sebagai upaya menekan laju krisis energi dan lingkungan.

Oleh Internship EnterNusantara MBKM HI UNSOED

Anggita Wulandari

Salwa Hasna Farras

Rizqi Sari Dewi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *