Sudah Sampai Mana Perbincangan Energi di Antara Kita? (Sebuah Ajakan Untuk Berkontribusi)

Berawal dari sebuah diskusi kecil pada suatu malam, pembicaraan kami mengarah pada pengalaman beberapa kawan yang seringkali melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah terpencil yang belum teraliri listrik. Padahal, negeri ini begitu banyak memiliki potensi sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk wilayah-wilayah tersebut. “Gemah ripah loh jinawi”, katanya. Namun, sangat disayangkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam masih menjadi sesuatu yang belum kita maksimalkan secara bijak.

Dalam diskusi kecil tersebut, terlintas sebuah ide di kepala kami. Kenapa ya, isu energi terbarukan ini lebih banyak dibicarakan oleh kalangan penggiat lingkungan? Padahal, masalah perlistrikan ini kan kebutuhan semua orang, begitu juga dengan dampaknya. Ada begitu banyak hal yang begitu erat kaitannya dengan permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan, bahkan hingga politik.

Suasana di Rooftop KUN pada acara diskusi “Sudah Sampai Mana Penerapan Energi Terbarukan di Negeri Kita”, Dago, Bandung 6 April 2019

Malam itu,  kami memutuskan untuk membuka sebuah ruang diskusi yang akan melibatkan segala aspek masyarakat yang bisa kami jangkau. Kami ingin mengajak orang-orang yang bukan hanya merupakan penggiat lingkungan, atau hanya orang-orang yang berada di lingkungan “aktivis”, namun juga anak-anak muda yang penuh dengan semangat perubahan. Untuk ikut berbincang, bertukar informasi, berbagi pendapat, hingga menemukan jawaban-jawaban atas rasa penasaran yang muncul atas permasalahan energi yang belum banyak dibicarakan orang.

Sejak akhir tahun 2018, Enter Nusantara telah bergabung dalam sebuah gerakan masyarakat sipil yang didukung oleh lebih dari 30 lembaga masyarakat. Gerakan “Bersihkan Indonesia” adalah gabungan organisasi masyarakat sipil yang bertujuan mengajak masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda dari generasi milenial untuk aktif mendorong perubahan kebijakan energi, ekonomi dan lingkungan. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk ikut mendukung para calon presiden dan wakilnya agar lebih aktif dalam menyuarakan komitmen tentang rencana-rencana konkrit menuju Indonesia berdaulat Energi. Lebih tepatnya, energi bersih. Yang bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga adil dan berkelanjutan bagi manusia dan ekosistem di sekitarnya.

Kartu Pos Untuk Presiden yang dikumpulkan oleh kawan-kawan pendukung gerakan Bersihkan Indonesia

Di Kota Bandung, kami memulainya dengan mengadakan diskusi bertajuk “Energi di Mata Milenial”, dengan topik diskusi “Sudah Sampai Mana Penerapan Energi Terbarukan di Negeri kita?” pada tanggal 6 April 2019. Selain berdiskusi, kami juga mengajak para peserta yang hadir untuk ikut memberikan suara mereka kepada calon presiden terpilih lewat sebuah kartu pos yang sudah disiapkan oleh tim Bersihkan Indonesia sebelumnya. Kartu pos ini nantinya akan menjadi media penyampai pesan dari masyarakat, yang akan dikirimkan langsung kepada presiden terpilih pada pemilu kali ini. Agar mereka tau, bahwa ada banyak elemen masyarakat yang begitu mendambakan ketegasan dari pemerintah atas upaya pengembangan energi bersih. Atas solusi permasalahan-permalasahan lingkungan, sosial dan ekonomi akibat dampak penggunaan energi fosil, yang selama ini ditanggung sendirian oleh masyarakat Indonesia. Para peserta pun begitu antusias dengan kartu pos tersebut. Mereka mengisinya dengan harapan, aspirasi, dan doa untuk dilayangkan pada kandidat calon presiden yang akan dipilih pada tanggal 17 April 2019.

Kami mengirimkan Kartu Pos Untuk Presiden yang berisi harapan dan isi hati kawan-kawan peserta diskusi di Bandung

Selama hampir 3 jam, kami berdiskusi dengan ragam pertanyaan dari para peserta yang hadir. Minimnya waktu persiapan, awalnya membuat kami pasrah jika peserta yang hadir hanya berjumlah tak lebih dari 20 orang. Namun, ternyata kehadiran kawan-kawan melebihi jumlah yang kami bayangkan. Ada lebih dari 40 orang peserta yang hadir pada malam itu, memenuhi sebuah ruang bersama dibawah naungan “Rooftop KUN” di Wilayah Dago, Bandung. Bersama dengan Bung Iwang (WALHI JABAR), Dirgansyah Ismail a.k.a Anca (KUN Humanity Sistem+), serta Inez SY Fitri (Patriot Energi). Ruang diskusi ini kami buka dengan menonton film “Sexy Killers” yang baru saja dirilis satu hari sebelumnya di kantor LBH Jakarta dan ditutup oleh dua penampilan dari kawan2 UPI dan Deugalih yang sembari menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Kami berharap, agar para peserta yang hadir dapat melanjutkan perbincangan malam itu di lingkungan mereka masing-masing.

Pada saat tulisan ini dibuat, Film Dokumenter “Sexy Killers” besutan Watchdoc telah menyebar luas ke berbagai elemen masyarakat. Hanya dalam waktu 10 hari sejak peluncurannya, ada hampir 500 titik nobar dan diskusi yang terselenggara secara swadaya baik dari kalangan aktivis, mahasiswa, komunitas, hingga masyarakat local yang berkonflik langsung dengan masalah yang ditimbulkan energy kotor. Hanya dalam waktu 38 jam sejak film ini dinaikkan secara online di Youtube, film ini telah ditonton oleh lebih dari 2 juta orang.

Aksi kawan-kawan Bandung dalam menunjukan suara tuntutan terhadap masa depan Energi Bersih

Animo masyarakat mengenai “Sexy Killers”  membuahkan sebuah harapan baru bagi kami. Bahwa persoalan energy bukanlah persoalan yang tidak penting unuk menjadi perbincangan banyak orang. Bahwa masyarakat sebetulnya hanya perlu mendapat kesempatan untuk melihat lebih jauh. Untuk dibukakan matanya akan sebuah fakta yang sebelumnya tak pernah mereka sadari. Bahwa kita kadang harus merasa “tertampar” dulu untuk benar-benar paham. Bahwa kita harus segera berubah.

Melalui tulisan ini, Saya bersama Enter Nusantara ingin mengajak kawan-kawan untuk berkontribusi dalam memperbanyak lagi perbincangan tentang masalah energy di negeri ini. Melalui aksi dan kampanye di ruang public, diskusi-diskusi di level komunitas, di ruang-ruang kelas, di kedai-kedai kopi yang kamu hampiri menjelang senja, dan didalam curhat harianmu di social media. Agar semakin banyak yang benar-benar paham. Bahwa kita memang harus segera berubah.

Azka Wafi el Hakim, Enter Nusantara Project Officer

Bergerak Bersama Kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *