Pulau Pari, 1 November 2024
Pagi ini, masyarakat Pulau Pari kembali berhadapan dengan kedatangan alat berat yang diangkut oleh kapal besar ke pulau mereka tanpa izin dari warga. Kedatangan alat berat ini bukan yang pertama kali terjadi dan menandai upaya lanjutan untuk memulai proyek reklamasi yang terus mendapat penolakan dari penduduk setempat.
Warga Pulau Pari kembali menggelar aksi protes dan menyuarakan penolakan tegas mereka terhadap proyek reklamasi yang berpotensi merusak ekosistem laut, tempat mereka menggantungkan hidup selama bertahun-tahun. “Kami, warga Pulau Pari, menolak keras segala bentuk kerusakan yang terjadi di pulau ini. Kedatangan alat berat yang terus berulang tanpa izin ini adalah ancaman nyata bagi ruang hidup dan penghidupan kami,” tegas perwakilan warga Pulau Pari.
Reklamasi yang direncanakan dikhawatirkan akan menghancurkan sumber daya laut, mengancam keberlanjutan ekosistem, dan merusak tatanan sosial-budaya masyarakat Pulau Pari. Penduduk setempat mengaku tidak pernah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, dan merasa diabaikan dalam menghadapi ancaman yang terus menghantui pulau mereka.
“Jadi aparat negara bukannya ngelindungin warga malah gerogoti lahan warga!” teriak salah satu warga lainnya.
Dengan berulangnya insiden ini, masyarakat Pulau Pari menegaskan akan terus memperjuangkan hak mereka atas lingkungan hidup yang sehat dan melawan setiap upaya perusakan lingkungan yang terjadi tanpa persetujuan mereka.